result google
- Rajin-rajin ndengerin musik berbahasa Inggris sambil belajar baca teksnya. Lumayan kan bisa mengasah kemampuan listening & reading.
- Sering-sering nonton film luar negeri yuk! Nonton Kungfu Panda di bioskop asik banget, nonton di rumah juga oke. Tapi jangan asal cuma lihat adegannya aja ya, coba dengerin juga suaranya untuk mengasah kemampuan listening kamu.
- Baca novel Harry Potter yuk! Nah, baca komik, majalah, novel, dan buletin berbahasa Inggris bisa membantu kemampuan reading kamu lho.
- Klo lagi maen ke Bali atau tempat wisata yang penuh dengan bule, jangan lupa ngajak kenalan dan ngobrol dengan bule-bule tersebut. Penting banget buat mengasah kemampuan speaking kamu. Selain itu, lumayan kan bisa punya banyak temen bule yang cakep2 & cantik2. Hehehe…
- Nah, terakhir, coba deh belajar menulis surat cinta dalam Bahasa Inggris. Coba kalian lihat, berapa baris kata yang bisa keluar. Payah benar jika kalian hanya bisa menulis tiga kata “I Love You” saja. Asyik juga kan sekalian belajar writing yang bagus.
Label: belajar english
Sering diceritakan oleh para guru matematika, baik sebagai hiburan ataupun teka-teki yang menyenangkan. Bahkan sering pula digunakan oleh orang-orang yang bergerak di bidang kepelatihan (training). Ceritanya mengisahkan seorang petani yang berwasiat untuk ketiga orang anaknya. Cerita lengkapnya kira-kira seperti berikut ini. Jaman dahulu di sebuah desa yang subur hiduplah seorang petani yang sudah tua (istrinya telah tiada) beserta tiga orang anaknya. Petani tersebut hidup berkecukupan. Punya sawah, ladang, dan ternak yang cukup. Hingga suatu hari petani tersebut sakit. Dan, tak lama kemudian petani tersebut meninggal. Untunglah, sebelum meninggal petani tersebut membuat wasiat untuk ketiga anaknya. Isi wasiatnya tentang pembagian harta berupa sawah, ladang, dan ternak berupa 19 ekor kambing yang ia miliki. Untuk pembagian harta berupa sawah dan ladang tak bermasalah. Sedangkan untuk pembagian ternak 19 ekor kambing cukup bermasalah dan menimbulkan perselisihan di antara ketiga orang anak petani tersebut. Dalam wasiatnya tertulis bahwa anak pertama mendapat setengah (1/2) bagian dari 19 ekor kambing, anak kedua mendapat seperempat (1/4) bagiannya, dan anak ketiga mendapat seperlima (1/5) bagian. Berdasarkan wasiat itu berarti anak pertama mendapat sembilan setengah (9 1/2) kambing, anak kedua mendapat empat tiga perempat (4 3/4), dan anak ketiga mendapat tiga empat perlima (3 4/5). Mereka berselisih, bingung, tak tahu bagaimana membagi kambing-kambingnya. Mereka saling tak mau mengalah. Sudah banyak saran dan nasihat dari orang lain tentang pembagian harta warisan ini, namun belum ada yang dapat menyelesaikannya. Hingga akhirnya, mereka meminta bantuan pada orang yang dianggap paling bijak di daerahnya. Kebetulan orang bijak tersebut dikenal sebagai orang yang pandai (jaman sekarang mungkin profesor) dalam matematika. Dengan disaksikan para tetangga dan orang-orang terdekat keluarga petani tersebut, orang bijakpun mulai bekerja. Setelah mengetahui duduk persoalannya orang bijakpun berkata, “Siapa di antara kita yang punya seekor kambing saja?” Salah seorang tetangga menyahut “Saya”. Kemudian orang bijak itupun meminjamnya (seekor kambing). Begini, sekarang kambing ini saya berikan sama kalian (tiga anak petani). Sekarang jumlah kambingnya ada 20 ekor. Jadi, sesuai wasiat, sekarang anak pertama mendapat 10 ekor kambing (1/2 dari 20), anak kedua mendapat 5 ekor kambing (1/4 dari 20), dan anak ketiga mendapat 4 ekor kambing (1/5 dari 20). Kemudian orang bijak itupun bertanya kepada tiga anak yang berselisih tersebut, “Apakah kalian puas dengan pembagian ini?” Mereka menjawab “Ya, sangat puas”. Jadi, sekarang kalian sudah mendapat 10, 5, dan 4 ekor kambing sesuai wasiat ayah kalian. Sehingga jumlah kambingnya 10 + 5 + 4 = 19. “Satu ekor kambing lagi saya kembalikan ya!” Akhirnya permasalahan wasiat itupun selesai dengan damai, tanpa perselisihan, apalagi pertumpahan darah.
Label: matematika